Waduh, mengerikan!
Ada 127 gunung berapi yang aktif di Indonesia. Berarti pada skenario ini, akan ada 127 gunung api yang meletus bersamaan. Wah, apakah ini skenario kiamat?… Semoga tidak.
Sebelumnya saya akan menyebutkan sebuah istilah: VEI atau Volcanic Explosion Index (Indeks Ledakan Gunung Api). Ini adalah skala ukuran ledakan dari suatu letusan gunung berapi. Skalanya mulai dari 0 hingga 8. Nilainya ditentukan dari banyak volume muntahan dalam kilometer kubik. Seperti SR pada gempa bumi, VEI juga berskala logaritmik. Yang berarti, selisih 1 angka pada skala tersebut menunjukkan perbedaan dampak 10 kali lipat.
Saya akan coba mengambil contoh beberapa letusan gunung berapi Indonesia yang pernah terjadi (saya ambil dari Daftar gunung berapi di Indonesia - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas), kemudian akan kita bandingkan dengan skenario mengerikan pertanyaan ini.
- Merapi
Gunung Merapi adalah salah satu gunung api teraktif di Indonesia dan telah mencatatkan puluhan kali letusan di sejarah Indonesia. Gunung ini berada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY. Ledakan besar terakhirnya adalah pada tahun 2010, dengan skala 4 VEI dan menelan korban jiwa sebesar 138 orang.
- Kelud
Gunung Kelud juga merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia, berlokasi di Jawa Timur. Letusan besar terakhirnya adalah di tahun 2014 dan 1990 dengan skala 4 VEI. Korban jiwa pada tahun 2014 tidak sebanyak pada tahun 1990, namun dampak ledakan pada 2014 dinilai lebih parah. Abu vulkanik menyebabkan kerugian besar pada industri manufaktur dan pertanian. 7 Bandara di Jawa ditutup. Jumlah bangunan yang rusak diperkirakan mencapai 13 ribu bangunan.
- Agung
Gunung Agung berlokasi di Bali, aktif kembali 2 tahun terakhir. Letusan besar terakhirnya di tahun 1963 dengan skala 5 VEI, setara dengan letusan Gunung Vesuvius yang menghancurkan Pompeii.
Letusan tersebut mengeluarkan abu panas dan gas setinggi 20000 meter, menutupi sinar matahari dan membuat suhu udara di Stratosfer turun hingga 6 derajat Celsius. Selama 3 tahun ke depan, temperatur global turun hingga 0.4 derajat Celsius. Korban jiwa yang ditimbulkan adalah sebanyak 1148 orang.
- Krakatau
Gunung Krakatau, terletak di antara pulau Jawa dan Sumatra, salah satu gunung api terkenal di dunia akibat letusannya pada tahun 1883. Letusan ini skala VEI-nya 6 dan menyebabkan tsunami. Akibat letusannya tercipta gunung api baru yang bernama Anak Krakatau. Awan panas dan tsunami merenggut setidaknya 30000 jiwa. Letusannya mempengaruhi iklim global, menurunkan temperatur global hingga 1.2 derajat Celsius. Setelah ledakan, abu vulkaniknya menutupi Bumi, menyebabkan kegelapan hingga 2 hari. Iklim global kacau dan baru kembali normal 5 tahun kemudian.
Suara letusannya sangat keras, terdengar hingga Australia. Orang yang berada di radius 16 km dari ledakan dipastikan kehilangan pendengarannya. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II.
- Tambora
Gunung Tambora terletak di Pulau Sumbawa, NTB. Ledakan terbesar gunung ini adalah pada tahun 1815 dengan skala 7 VEI! Lebih dahsyat daripada Krakatau. Korban jiwa yang ditimbulkan setidaknya 71000 jiwa, dengan 11 hingga 12 ribu jiwa merupakan korban akibat letusan langsung. Suara letusannya terdengar hingga Sumatra. Abu vulkaniknya mencapai Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Tsunami menyerang beberapa pantai di Jawa dan Maluku.
Isi gunung yang dimuntahkan meluluhlantakkan desa Tambora. Proses ekskavasi dari sekelompok arkeolog di tahun 2004 menemukan sisa-sisa kebudayaan desa tersebut yang tertimbun 3 meter oleh endapan gunung api. Desa ini disebut-sebut sebagai "Pompeii dari timur". Hingga hari ini, Gunung Tambora masih diawasi aktivitasnya.
Iklim global ikut kacau akibat letusan ini, bahkan 1 tahun setelah letusan disebut sebagai "tahun tanpa musim panas". Temperatur global turun hingga 0.7 derajat Celsius. Kejadian ini menyebabkan gagal panen dan kematian ternak dalam jumlah besar, menjadikannya wabah kelaparan terbesar di Abad ke-19.
- Toba
Gunung Toba terletak di Sumatra Utara, tergolong sebagai gunung api raksasa. Meletus terakhir kali 74000 tahun lalu dengan skala 8 VEI, menciptakan Pulau Samosir di Danau Toba. Letusan ini hampir memusnahkan populasi manusia saat itu. Saat ini hampir tidak ada kemungkinan gunung ini meletus kembali, namun jika terjadi, populasi manusia terancam musnah.
Oke, jadi jika semua gunung api Indonesia meletus, seperti pemaparan di atas, 6 di antaranya akan memberi dampak sedemikian buruk— secara bersamaan. Bagaimana dengan 100 lebih gunung api lainnya? Untungnya, tidak semua erupsi gunung api itu eksplosif, beberapa gunung sifatnya efusif. Artinya gunung hanya mengeluarkan lava tanpa ada ledakan dahsyat. Skala VEI-nya mungkin di 0–3. Namun, Indonesia tetap mencatatkan banyak sejarah ledakan gunung api dengan Skala VEI di atas 4:
Jadi, tetap saja bahaya.
Di bawah ini adalah lokasi gunung-gunung api aktif Indonesia. Bila semuanya erupsi bersamaan, bisa dipastikan beberapa pulau besar di Indonesia akan lumpuh.
Akibat erupsi eksplosif bersamaan, gempa bumi vulkanik yang ditimbulkan akan menimbulkan kerusakan di berbagai tempat. Skala gempa buminya tergantung dari kekuatan letusan masing-masing gunung api.
Kerusakan dan korban jiwa tidak hanya dari gempa bumi, tapi juga awan panas dan abu vulkanik. Awan panas akan menghancurkan tumbuhan, bangunan dan penduduk di sekitarnya. Abu vulkanik akan melumpuhkan seluruh bandara di Jawa, bahkan beberapa pulau besar lainnya. Transportasi darat juga akan terhambat. Seperti yang dijelaskan di atas, industri pangan dan ternak akan mengalami masa terpuruk. Gagal panen dan kematian ternak terjadi dimana-mana.
Tidak hanya Indonesia, dunia juga pasti akan merasakan hal yang sama. Abu vulkanik yang menutupi atmosfer akan menurunkan temperatur global, dan kali ini efeknya mungkin lebih besar, karena Krakatau, Tambora, dan gunung api besar lainnya bersamaan memberi dampak bencana.
Semua efek gunung-gunung tersebut yang saya jelaskan di atas, akan dialami kembali oleh dunia, namun dengan dampak yang lebih parah.
Dan ini masih belum memperhitungkan Gunung Toba…..
Ah, beginilah hidup di negara yang dilalui ring of fire. Untungnya semua gunung api ini tidak akan meletus bersamaan.
Namun jika skenario ini terjadi, semoga manusia masih bisa bertahan hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar