Senin, 13 Januari 2020

KEKALAHAN PERANG AMERIKA YANG PALING MEMALUKAN

PERINGATAN!

*ini memuat foto-foto korban kekerasan perang.*

Kita di Indonesia hidup dalam rumah kaca; dalam sebuah etalase yang diatur rapi dan indah menurut keinginan hati " sang pemilik toko." Akibatnya kita tidak mengenal kemanusiaan dari tetangga-tetangga kita sendiri.

Kita menilai tetangga atas dasar informasi yang telah diatur oleh "sang pemilik toko." Setiap kali saya bertemu sobat-sobat dan ngobrol sambil "nyruput" kopi hangat. Ceritera mereka tentang perjuangan rakyat Vietnam dan kisah-kisah perang Korea sepenuhnya fantasi versi CNN, VOA dsb. Mereka tidak mengerti kisah ini dari manusia yang mengalami sendiri. Sungguh ini sangat menyedihkan. Sungguh mengherankan mereka selalu mengatakan, " inilah yang diketahui diseluruh dunia!" Betapa sempitnya dunia mereka ini!

Tulisan ini didasarkan pada perjalanan pribadi, dari kunjungan ke museum di Saigon dan Seoul, dimana saya menghabiskan waktu untuk melihat foto-foto dokumenter, membaca buku yang tersedia dalam versi bahasa Inggris dan melihat benda-benda warisan perang yang berdarah. Atas dasar itu saya mencoba memahami karakter bangsa tetangga ini. Dengan cara ini saya mencoba memahami perang yang terjadi di Vietnam dan Korea dari sisi rakyat yang mengalaminya sendiri.

Saya tidak berpikir sekilaspun dalam benak dikepala ini, bahwa ini propaganda komunis. Saya bukan jenis manusia yang terjebak dalam dikotomi naif komunis vs non komunis, hitam vs putih dsb. Namun saya mencoba meletakannya pada kacamata kemanusiaan mereka yang menderitanya secara langsung.

Mereka yang harus kehilangan orang-orang yang dicintainya hanya karena komunis oleh mereka yang anti komunis, yang membunuh sesama manusia demi menegakkan Tuhan yang disembahnya. Mencoba memahami perang ini melalui senyum manis para pemuda dan pemudi Vietnam yang harus kehilangan masa mudanya yang cerah demi memanggul bedil untuk melawan sang adi kuasa Barat yang berusaha menjarah negaranya, dengan menginjak-injak hak kemerdekaan bangsa yang lain.

Ini adalah kisah perjuangan manusia/rakyat jelata - sama seperti anda dan saya - yang bertarung membebaskan dirinya dari rantai belenggu asing yang berupaya menguasai negaranya. Sebuah kisah dimana rakyat jelata yang miskin bertarung melawan kekuatan dunia. Mereka harus mengalami pahit getirnya perang demi kemerdekaan yang menjadi impian dan haknya.

Sebuah perang yang sangat tidak perlu/dibutuhkan. Jika saja kita semua sadar bahwa pilihan atas ideologi dan keyakinan adalah hak azasi setiap individu manusia, yang wajib kita hargai dan hormati.Sayang sekali prinsip dasar kemanusiaan yang sesederhana ini saja masih terlalu sulit dipahami dan dimiliki oleh sebuah negara maju dan modern, AS. Akibatnya dengan mesin perang berkeliling dunia untuk merubah wajah dunia sesuai dengan ideologi dan keyakinannya. Bagaikan Rambo global dengan mimpi dan semangat membangun demokrasi dan pasar bebas melalui bayonet, peluru dan bom.

Namun itu upaya bodoh dan sia-sia belaka. Hanya menciptakan ketakutan, penderitaan dan bencana bagi rakyat jelata yang miskin, seperti yang dialami oleh rakyat Vietnam. Namun Vietnam hanyalah titik awal yang diikuti oleh Afghanistan, Irak dan Libya yang kisahnya belum dapat disajikan disini karena memang belum terungkap secara penuh.

Tulisan ini melihat perang Korea dan Vietnam, yang merupakan pertarungan antara "tentara" Tiongkok dan Vietnam (saya tulis diantara tanda kutip karena sangat tidak layak disebut sebagai tentara) melawan tentara AS. AS terlibat pada kedua perang ini akibat Communistohobia akut yang dideritanya.

Bagi saya di kedua perang inilah AS kalah secara telak dan memalukan. Khusus untuk perang Korea saya fokuskan bahasan pada pertempuran di Changjin (Korea) /Chosin (Jepang) Reservoir. Pertempuran ini sangat menentukan karena milisi (bukan tentara) Tiongkok sukses mendepak marinir AS keluar dari Korea Utara. Sedangkan untuk perang Vietnam bahasan adalah pada Tet Offensive sebuah serangan terpadu dan serempak yang merupakan pukulan telak bagi AS sehingga mundur dari Vietnam.

Mitos

Dalam memahami realitas kita seringkali terjebak fantasi dari mitos, yang dipublikasikan melalui media dan film. Dalam memahami peperangan yang dijalani AS; kita juga sering berpikir dalam fantasi sesuai mitos dan propaganda Hollywood, Rambo.

Akibatnya, kita cenderung berpendapat secara naif bahwa kesuksesan Tiongkok dan Vietnam memaksa mundur AS hanyalah fanatisme kaum Komunis. Dalam fantasi kita, tentara komunis hanyalah sekumpulan moron dan idiot, yang membabi buta menyerang tentara no.1 didunia tanpa persenjataan lengkap dan hanya berlari menghadap ke senapan mesin AS sehingga kurbanpun berjatuhan dalam jumlah yang sangat tinggi.

Kedua ahli strategi, Peng dan Vo, bukan tipe pemimpin yang begitu saja mengurbankan anak buahnya, seperti fantasi kita atas tentara komunis. Mereka sangat hati-hati dan segera menarik mundur tentaranya untuk melindungi dari serangan udara AS.

Jadi kisah dimana helikopter tempur AS menembaki ratusan tentara komunis yang berkerumun. Bagaikan sekumpulan ayam yang sedang sibuk mengais tanah untuk mendapatkan pakan, hanyalah fantasi bodoh si Hollywood belaka. Karena sebodoh-bodohnya manusia begitu tahu ada bahaya akan diserang dari udara, tentu akan lari berpencar menyelamatkan diri bukannya justru berkerumun. Apalagi yang menyerang adalah helikopter yang suara mesinnya saja keras.

Apa yang perlu kita garis bawahi bahwa media dan politisi Barat cenderung berfantasi dan menciptakan mitos untuk menjustifikasi kebijakannya sendiri. Jika terjadi kekalahan maka mitospun diciptakan untuk menjustifikasikan kekalahannya. Media Barat sangat tidak netral. Posisi mereka tidak lebih dari perpanjangan tangan Washington, apapun yang dikatakan Washington langsung ditayangkan. Demikian juga dengan data yang dimunculkan hanya sebuah fiksi belaka, yang harus dibaca dengan hati-hati.

Sebagai contoh, Mao mengirim 200 ribu milisi ke Korea dibawah pimpinan Peng. Pada saat perang Korea berakhir pihak AS melaporkan bahwa korban AS 40,000 dan pihak Tiongkok 920,000. Jadi jumlah korban bisa 4x lipat lebih daripada jumlah milisi Tiongkok yang maju bertempur.

Contoh lain, terkait pertempuran di Changjin reservoir, AS melaporkan bahwa ada sekitar 3 juta milisi Tiongkok yang menyerbu marinir AS di Korea Utara. Padahal jelas Mao mengirim 200 ribu milisi. Artinya, jumlah yang menyerbu marinir AS 15x lipat daripada milisi yang dikirim Mao.

Contoh lain, dan ini lebih parah AS tidak mau mengakui bahwa yang mengalahkan marinirnya adalah hanya milisi Tiongkok, pemuda desa yang hanya menjalani latihan dasar kemiliteran. Karena itu AS klaim bahwa marinirnya dikerubuti oleh 3 juta PLA yang sangat terlatih. Pada saat perang Korea jumlah PLA tidak lebih dari 100 ribu. Mereka adalah sisa-sisa yang selamat dari perang melawan Jepang dan perang saudara. Pada saat ini jumlah PLA adalah yang terbanyak dan terlengkap, itupun hanya sekitar 1 juta orang, jelas 3 juta sangat berlebihan,

Namun ada pesan yang ingin disampaikan bahwa tentara AS sangat hebat, dikroyok 3 jutapun masih ada yang selamat sedangkan tentara komunis tidak lebih dari kumpulan idiot dan moron dengan korban yang banyak.

Mitos lain adalah mundurnya AS dari Vietnam adalah akibat tekanan politik dalam negeri AS. Sedangkan secara militer AS telah menang. Siapapun yang meyakini mitos ini adalah satu, dia tidak paham apa yang terjadi di Vietnam sehingga terjebak mitos. Atau, kedua, dia paham tetapi dengan sengaja menyembunyikan penyebab tekanan politik dalam negeri AS, yaitu ribuan kantong-kantong mayat yang berdatangan setiap hari ke AS dari Vietnam.

Kantong-kantong mayat itu berisi anak-anak yang dicintai oleh keluarga-keluarga sederhana dari rakyat jelata AS. Kantong-kantong mayat itu bukti yang tak terbantahkan bahwa Pentagon gagal total sekalipun telah 20 tahun berperang di Vietnam.

Setelah 20 tahun berperang di Vietnam sang adi kuasa tetap tidak mampu melindungi anak-anaknya sendiri dari serangan militer Vo Nguyen Giap sehingga anak-anak muda itu harus pulang didalam kantong-kantong mayat. Inikah yang diklaim sebagai kemenangan militer oleh AS?

Filosofi

Bagaimana mungkin seorang pemimpin militer lokal. Tidak pernah sekolah diluar negeri, tidak pernah mengalami pendidikan militer dan berasal dari negara miskin di Asia. Seluruh konsep militer dan pengetahuan yang menjadi bekalnya hanya diperoleh melalui belajar otodidak. Memimpin tentara yang tidak terlatih hanya terdiri dari pemuda dan pemudi desa yang bertelanjang kaki. Hanya menggunakan persenjataan ringan tanpa persenjataan berat dan dukungan angkatan udara. Sukses melawan tentara no. 1 di dunia yang memiliki persenjataan lengkap dan dipimpin oleh jendral-jendral lulusan sekolah militer terbaik di dunia, US Military Academy (USMA) di Westpoint, AS. Bahkan Vo Nguyen Giap sukses membuat Perancis bertekuk lutut dan memaksa AS mundur dari Vietnam.

Apa yang pasti kedua ahli strategi militer Asia ini memiliki konsep perang yang sangat berbeda dibandingkan kedua jendral AS tsb. Dengan demikian marilah kita pahami filosofi perang kedua pemimpin militer itu.

Pada saat McArthur diingatkan bahwa Tiongkok akan terlibat perang jika AS menerobos masuk. Respons McArthur, "Berapa banyak bom atom yang dimilikinya? Berapa divisi tentara yang terlatih baik yang dimilikinya? Berapa tank dan meriam serta pesawat pembom yang dimilikinya?" Bagi McArthur itulah faktor yang menentukan kemenangan.

Sedangkan Peng Dehuai dan Vo Nguyen Giap memiliki konsep yang sangat berbeda. Sekitar 2500 tahun yl. Sun Tzu membawa konsep peperangan ke tahap/level yang lebih tinggi yaitu pertarungan strategi. "Bukan negara yang lebih besar atau yang memiliki senjata lebih hebat atau yang memiliki tentara yang lebih unggul, yang akan memenangkan peperangan. Namun mereka yang memiliki strategi lebih jitu."

Itulah sebabnya Peng dan Vo, pada saat mendapat tugas memimpin perang melawan AS mereka tidak gentar. Sekalipun "tentara" yang dipimpinnya sangat tidak layak disebut tentara. Baik Peng maupun hanya memimpin pemuda-pemudi desa yang menjalani latihan dasar kemiliteran yaitu para milisi. Khusus Vo memang memiliki tentara veteran perang kemerdekaan melawan Perancis, para veteran inilah inti pasukan Vo. Berbeda dengan Peng yang hanya memiliki senjata ringan dan senjata tajam. Vo memiliki meriam, tank dan artileri lapangan, termasuk senjata anti pesawat. Semuanya didapat atas bantuan Tiongkok dan Russia. Baik Peng dan Vo tidak didukung AU yang menjadi keunggulan AS.

Sun Tzu berkata, " Bukan membuat lawan bertekuk lutut itu menjadi target kita Baginda. Karena mereka jauh lebih kuat dan persenjataan mereka jauh lebih unggul. Namun Baginda cukup membuat kerusakan yang parah pada tentara mereka sehingga memaksa mundur, itu sebuah kemenangan militer yang terhormat." Itulah target yang dicapai Peng Dehuai dan Vo Nguyen Giap. Mereka sadar betul bahwa lawan jauh lebih kuat dan unggul. Namun mereka penuh percaya diri bertarung, menimbulkan kerusakan yang parah pada tentara lawan dan memaksa lawan mundur dari arena pertempuran. Ini adalah sebuah kemenangan militer yang terhormat.

Filosofi perang Sun Tzu ini menjadi konsep dasar para pemimpin Tiongkok dalam menghadapi tekanan Barat. Bagi mereka perang itu adalah adu strategi, seperti dalam permainan catur Tiongkok yaitu Go.

Dalam permaianan Go tujuan utama yang akan dicapai bukan membunuh lawan tetapi mengisolasi lawan. Dengan cara menguasai area/papan catur sebanyak mungkin. Dengan demikian kedua pemain bertarung strategi bagaimana menguasai medan catur seluas mungkin.

Jadi perang adalah sebuah arena adu strategi. Sebuah arena adu otak, bukan adu otot. Itulah sebabnya semua kaisar Tiongkok memiliki ahli strategi yang selalu berada di sampingnya. Sedangkan para jendralnya menjaga perbatasan atau berada di barak militer dan hanya bertemu kaisar jika dibutuhkan.

Dibawah ini 3 ahli strategi militer Tiongkok kuno, yang terkenal karena memenangkan banyak peperangan.

Sun Tzu (Sun Wu), 545 - 470 SM

Wu Qi, 440 - 381 SM

Zhuge Liang (Kong Ming), 181 - 234

Ketiga orang ini tidak nampak sebagai ahli perang jaman kuno yaitu tentara dengan badan besar dan berotot. Namun lebih nampak sebagai seorang intelektual. Itulah yang diartikan dengan perang adalah adu otak, bukan adu otot.

Memahami Tiongkok hendaknya diletakkan dalam tataran strategi. Oleh karena selama ribuan tahun Tiongkok hidup, bertahan dan berkembang melalui strategi yang jitu. Sebagai sebuah imperium sipil yang dikelilingi oleh negara-negara yang memiliki semangat war-like berlebih karena dipimpin militer. Strategi, diplomasi dan negosiasi adalah cara bertahan yang terbaik.

Kisah Perang yang Memalukan

Ada beberapa kriteria yang saya gunakan untuk menetapkan standar "memalukan" tsb yaitu kepatuhan terhadap konvensi internasional. yaitu Chemical Weapon Convention yang berupa larangan pembuatan, penyimpanan dan penggunaan senjata kimia dan Geneva Convention, yang berupa perlindungan kepada tahanan perang ditambah beberapa kriteria lainnya terkait perang sehingga hasil akhir dari perang itu. Marilah kita mulai menghitung,

  1. Chemical Weapon Convention

AS melanggar konvensi ini karena menggunakan senjata kimia/biologi Agent Orange. Senjata ini sangat mengerikan karena korbannya termasuk anak-anak yang tidak bersalah. Oleh karena senjata ini merusak DNA yang dewasa dan berakibat pada cacatnya anak-anak mereka. Selain itu senjata ini destruktif terhadap tanah sehingga tanaman sulit tumbuh, gunung dan hutanpun menjadi gundul.

Lebih parah lagi AS tidak bersedia meminta maaf dan mengganti rugi mereka yang terdampak, termasuk pengobatan medis. Bagi mereka yang terdampak membutuhkan dana besar untuk perawatan medis. Oleh karena yang terdampak adalah para petani miskin dapat dibayangkan bagaimana penderitaan mereka, yang masih mereka rasakan sampai hari ini.

Operasi penyebaran Agent Orange

Para korban Agent Orange

Kepatuhan pada Chemical Weapon Conventions:

Tiongkok vs AS adalah 1 - 1

Vietnam vs AS adalah 1 - 0

2. Geneva Convention

Konvensi ini melindungi para tawanan perang mereka tidak boleh disiksa apalagi dieksekusi.

Para tawanan perang AS dalam perang Korea seluruhnya kembali dengan baik. Terkecuali ada 23 prajurit yang membelot dan tidak bersedia kembali ke AS mereka memilih untuk menjadi warga negara Korea Utara atau warga negara Tiongkok. Demikian juga dalam perang Vietnam. Vietnam mengembalikan seluruh tawanan dalam kondisi baik.

Para tahanan AS yang kemudian dibebaskan pada akhir perang. Membuktikan bahwa Vietnam tidak mengeksekusi dan menyiksa tawanan perang. Tim dan psikolog Palang Merah International yang memfasilitasi pengembalian tawanan perang ini melaporkan,"seluruh tahanan perang AS sesuai dengan daftar yang disusun AS sendiri kembali dalam keadaan sehat, hanya sedikit kurus karena setiap hari makanan mereka cenderung banyak sayur. Tidak ada bukti baik fisik maupun psikologis bahwa mereka disiksa."

Beberapa diantara, mereka menulis dan menerbitkan buku dengan judul, "Hanoi Hilton." Dalam buku itu mereka berceritera bahwa seluruh tahanan AS tsb diperlakukan dengan sangat baik. Kamar yang sederhana tapi nyaman dan bersih, ada pengawasan dokter yang selalu siap di klinik, tidak pernah disiksa. Itu sebabnya mereka menyebut penjara mereka dengan "Hanoi Hilton"

Baru belakangan dimedia Barat beredar informasi bahwa tahanan AS yang ditangkap tentara Vietnam Utara digambarkan sangat menderita dan disiksa habis-habisan. Namun semua hanya dalam bentuk narasi tanpa bukti yang konklusif. Saya curiga bahwa itu hanyalah pengalihan perhatian dari apa yang telah dilakukan AS di Vietnam.

Tawanan AS di Korea dan Vietnam

Akhirnya para tawanan itu dikembalikan ke AS semuanya lengkap, utuh dan sehat.

Dari foto-foto dokumenter diatas nampak bahwa mereka ditahan, tidak dieksekusi.

Sebaliknya pihak AS justru tidak mematuhi Geneva Convention dengan eksekusi ditempat para tawanan perang secara kejam dan brutal. Sebagai contoh adalah Mylai massacre dimana sekelompok penduduk desa Mylai ditangkap karena bekerjasama dengan Vietcong. Apa yang dilakukan AS adalah langsung eksekusi ditempat secara kejam dan brutal.

Eksekusipun dilakukan dijalan!

Kepatuhan pada Geneva Convention

Tiongkok vs AS 1 - 1

Vietnam vs AS 1 - 0

3. Siapa yang memulai perang

Perang Korea sebenarnya perang saudara antara Korea Selatan vs Korea Utara. AS melibatkan diri membantu Selatan karena semangat anti Komunisnya. Pada saat itu Tiongkok belum terlibat dalam perang.

Namun Mao mengingatkan AS jangan melewati garis lintang 38' yang memisahkan Korea Utara dengan Selatan. Namun McArthur berkeras untuk membereskan Korea Utara, pada akhir Nopember 1950 dia memerintahkan 1st Division of Marines untuk menerobos masuk wilayah Korea Utara.

Perang Vietnam dimulai tanggal 1 Nopember 1955 dengan invasi AS yaitu mendaratnya marinir AS di pantai Da Nang, Vietnam dan berlangsung selama 20 tahun hingga tahun 1975.

Siapa yang memulai perang?

Tiongkok vs AS 1 - 0

Vietnam vs AS 1 - 0

4. Perbandingan Kekuatan

Pertama, Perang Korea, 1950–1953

Sekalipun secara resmi disebutkan sebuah perang antara UN melawan Tiongkok dan Korea Utara. Namun yang disebut PBB/UN praktis tentara marinir AS divisi pertama (1st Division US Marine). Sedangkan pertempuran di Changjin Reservoir hingga evakuasi Hungnam hanya terjadi antara milisi Tiongkok vs marinir AS.

Pihak AS, tentara yang terlibat, 1st US Marine Division

Dipimpin jendral Douglas MacArthur, saat itu dia adalah panglima Angkatan Bersenjata AS di Asia Pasifik.

Melawan tentara milisi Tiongkok (China People Militia Army). Ini adalah milisi yang terdiri dari pemuda Tiongkok yang dilatih dasar-dasar kemiliteran. Jadi bukan tentara profesional)

Dipimpin jendral Peng Dehuai, saat itu masih Kolonel. Peng Dehuai diakui dunia sebagai ahli strategi militer yang ulung. Strategi Peng di Chosin Reservoir menjadi bahan pembicaraan sekaligus bahan studi di Akademi - Akademi militer dunia. Setiap kali saya bertemu seorang kadet militer AS yang masih muda, yang dengan mudah anda bisa temui di Thailand karena sedang cuti dari tugas di Afghanistan. Begitu saya menyebut Chosin Reservoir, mereka langsung tahu dan berceritera panjang lebar tentang perang tsb. Pada umumnya mereka mengakui kehebatan Peng Dehuai.

Hasil karya Peng juga menguntung posisi Vo dalam perang Vietnam yang dibahas kemudian.

Jalannya perang:

Akhir Nopember Pertengahan tahun 1950, McArthur memerintah marinir AS untuk menerobos, garis 38' yang memisahkan Korea Utara dan Selatan, dengan tujuan menundukkan Korea Utara. TIndakan MacArthur ini memicu perang Korea yang berlangsung selama 3 tahun (1950 - 1953). McArthur sangat yakin serangan ini akan sukses sehingga dia berkata, "Natal ini akan kita rayakan diperbatasan Tiongkok."

Mao memutuskan untuk terjun masuk Perang Korea karena hadirnya pasukan asing diperbatasan adalah ancaman bagi Tiongkok. Saat itu Republik Rakyat Tiongkok baru berusia kurang dari 1 tahun. PLA masih terkonsentrasi di Manchuria. Jadi Mao memutuskan divisi milisi yang terdiri dari para pemuda yang dilatih seadanya dan menunjuk kolonel Peng Dehuai dengan tugas memaksa tentara AS mundur kembali keselatan garis lintang 38'.

Akhir Nopember 1950 Marinir AS telah menduduki Changjin Reservoir yang lokasinya dekat perbatasan Tiongkok. Peng yang sebelumnya mempelajari situasi pemukiman tentara AS dari atas bukit memutuskan untuk segera menyerang pada jam 1 malam karena menghindari serangan udara AS.

Peng memerintahkan serangan dilakukan secara senyap dengan senjata tajam karena, "mereka hanyalah raksasa yang kikuk, tubuh kita kecil tapi kuat dan lincah." Pada saat itu musim dingin, salju sangat tebal dan angin bertiup keras sekali, inilah suasana musim dingin di Korea Utara. Pada saat pasukan AS tertidur lelap, milisi Tiongkok menyerang. Ini adalah surprise attack yang mematikan karena tidak ada tawanan, semua dihabisi tanpa ampun. Bantuanpun tidak mungkin datang ditengah badai salju. Para marinir dihabisi kelompok demi kelompok. Keesokan harinya panik meliputi pihak marinir AS. Saat menyadari teman-temannya telah mati.

Peng fokus menyerang dimalam hari. Memanfaatkan dingin dan badai yang cenderung terjadi sore dan malam hari. Ini untuk menghindari serangan udara, yang menjadi keunggulan pihak AS.

Akibatnya para marinir harus bertarung ditengah dinginnya hujan salju. Para marinir sangat tergantung pada persenjataan yang cukup berat dan tepat digunakan jika melihat musuh dari jauh datang mendekat sehingga dapat menembak secara tepat.

Namun di Changjin Reservoir situasinya tidak demikian. Ditengah gelap malam dan hujan salju yang lebat. Pada saat itu jarak pandang sangat terbatas dan musuh tiba-tiba muncul dalam jarak yang sangat dekat serta langsung menyerang. Para marinir AS yang badannya besar dan membawa perlengkapan yang berat bergerak kikuk melawan milisi Tiongkok yang badannya kecil tapi lincah dengan senjata tajam (pisau, pedang, golok dan kapak). Ini memang senjata kuno/primitif namun tepat bagi pertarungan jarak dekat.

Marinir AS makin kepayahan karena serangan diatur Peng serempak dari berbagai arah dan bergelombang. Artinya, beberapa serangan dilakukan secara berturutan. Akibatnya para marinir berjatuhan menjadi korban. Bagi mereka yang selamat; malam yang dilewati makin menakutkan karena saat mendengarkan temannya yang terluka menjerit-jerit kesakitan akan datang serangan susulan yang akan menghabisi dirinya sendiri.

Disini jelas nampak kelihaian Peng Dehuai. Dia dapat melihat dengan tepat kelemahan para marinir dan mengeksploatasi kelemahan tsb dengan memanfaatkan buruknya cuaca musim dingin untuk mematahkan keunggulan AS yaitu AUnya, yang tidak mungkin datang membantu ditengah badai salju. Dalam pertempuran di Changjin Reservoir ini yang berlangsung sekitar 5 hari. AS kehilangan sekitar 2000 marinir. Jadi praktis ini adalah sebuah pembantaian massal, sebuah perang yang menakutkan dan mematikan bagi para marinir AS.

Tujuan Peng adalah menjatuhkan korban sebanyak mungkin. Dengan demikian akan merusak tentara AS separah mungkin. Jelas target ini berhasil dicapai. Pihak AS tidak siap melihat korban yang berjatuhan dalam jumlah banyak. Akibatnya terjadi demoralisasi dikalangan tentara AS.

Marinir AS segera dievakuasi melalui pelabuhan Hungnam. Perjalanan dari Changjin ke Hungnam ditempuh dengan susah payah karena setiap hari milisi Tiongkok agresif menyerang. Korbanpun terus berjatuhan.

Tanggal 13 Desember 1950, marinir AS yang tersisa ditarik mundur dari pelabuhan Hungnam,

Pertempuran Changjin hingga evakuasi Hungnam berlangsung selama 13 hari. Nampak jelas pada peta diatas, inisiatif menyerang pada Peng. Sedangkan marinir AS hanya bertahan dengan korban yang lebih banyak.

Setelah Hungnam, Peng terus melaju menuju garis lintang 38' tanpa hambatan yang berarti. Pasukan milisi Tiongkok tetap menjaga perbatasan itu sampai perang berakhir di tahun 1953. Setelah perang berakhir Mao menarik para milisi kembali ke Tiongkok.

Sebaliknya di seberang garis 38', di Korea Selatan, AS tetap "keenakan nongkrong" sampai hari ini. Sambil membebani APBN Korea Selatan dengan "uang keamanan" / troops payment sebesar $ 5 milyar per tahun yang menyebabkan kemarahan publik Korea Selatan akibatnya Seoul setuju menandatangani Perjanjian Keamanan dengan Beijing.

Dengan adanya kerjasama keamanan antara Seoul dan Beijing maka Korea Selatan kini makin dekat ke Beijing. Jika demikian lalu apa gunanya 40 ribu anak-anak muda AS yang harus merelakan nyawanya? Ditambah sekitar 3 juta penduduk sipil Korea? Semua itu tidak ada gunanya, sia-sia belaka.

Perang Korea yang berlangsung kurang dari 3 tahun, 1950 -1953. Serangan pasukan milisi Tiongkok mengakibatkan sekitar 40,000 tentara AS menjadi korban atau rata-rata 400 orang perhari. Ini adalah perang yang paling berdarah dalam sejarah perang AS (The Korean War-Wikipedia). Selain itu ada sekitar 3 juta penduduk sipil Korea yang harus merelakan nyawanya.

Hasil Perang Tiongkok vs AS 1 - 0

Kedua, Perang Vietnam, 1955 - 1975

Di Vietnam AS mengerahkan Angkatan Darat dan Marinir.

Juga marinir, pendaratan di pantai DaNang 1955, AS menyerang Vietnam.

Dipimpin oleh jendral Wesrmoreland

Melawan tentara Vietnam Utara dan Vietcong, sayap gerilya yang ditempatkan di Vietnam Selatan.

Tidak hanya para pria, gadis-gadis beliapun maju bertempur demi kemerdekaan negaranya.

Dipimpin oleh Vo Nguyen Giap

Vo Nguyen Giap orang istimewa dia diakui dunia sebagai ahli strategi militer abad 20. Terbukti dengan keberhasilannya mengalahkan Perancis secara militer di Dien Bien Phu 7 Mei 1954. Sampai hari ini seluruh serangan Vo yang mematikan mulai dari Dien Bien Phu, La Drang, Khe Sanh, Hue, Da Nang hingga Tet Offensive menjadi bahan studi di Akademi-Akademi Militer dunia, baik di Inggris maupun AS.

Gambar atas, bendera Vietnam berkibar diatas basis militer Perancis di Dien Bien Phu. Gambar bawah tentara Perancis berbaris menuju kamp tahanan militer, dikawal tentara Vietnam.

Setelah Perancis kalah tahun 1954, marinir AS mendarat di Da Nang tahun 1955. Jadi kini Vo Nguyen Giap harus segera siap bertarung kembali menghadapi AS, lawan yang jauh lebih berat.

Vo berkata, "AS adalah bangsa besar yang memiliki banyak orang pandai tetapi dipimpin oleh elit yang bodoh. Apakah mereka tidak belajar bahwa kami berhasil menghentikan tentara Mongol? dan mendepak Perancis? Kini mereka datang dan mau menjajah kita? Mari kita ciptakan neraka bagi mereka sehingga mereka memilih mundur."

Jalannya Perang

Perhatikan peta diatas, disini nampak jelas bahwa Vo memiliki 2 jalur logistik yang kompleks dan ekstensif serta merata keseluruh area perang; yang satu melalui jalan darat dari Laos terus ke Selatan. Inilah yang disebut Ho Chi Min Trail dan yang kedua melalui laut. Jadi Vo sangat mudah mengirimkan tentaranya, senjata maupun perlengkapan medis dan pangan bagi seluruh pasukannya digaris depan.

Artinya selama 20 tahun di Vietnam AS dan Vietnam Selatan gagal mematahkan jalur logistik untuk menetralisir kekuatan tentara Vietnam Utara. Mereka tetap aktif dan hidup, bahkan terus agresif menyerang di berbagai tempat di Selatan. Ini menjelaskan mengapa AS kesulitan mematahkan kekuatan Vo di Vietnam.

Salah satu keuntungan Vietnam Utara dalam perang ini adalah AS tidak pernah berani menginvasi Vietnam Utara. Dalam arti mengirim tentara melewati garis batas Vietnam Utara dan Selatan untuk menyerbu masuk ke Vietnam Utara.

Kekalahan AS di Korea Utara masih segar dan membekas dalam sehingga AS menjaga diri untuk tidak membuat Tiongkok turun tangan di perang Vietnam dengan mendekati perbatasan Tiongkok. Tiongkok memang tidak pernah mengirimkan tentara ke Vietnam tapi mengirim bantuan medis, pangan dan senjata serta penasehat militer untuk mendampingi Vietnam Utara.

Keadaan ini menguntungkan Vo karena memiliki tempat yang aman di utara untuk melatih tentara dan mengatur penyerangan. Selama perang Vietnam berjalan, tidak ada sebuah pertempuranpun terjadi di utara. Semuanya terjadi di selatan dan atas inisiatif Vo yaitu menyerang secara agresif.

Dalam perang Vietnam, AS dan Vietnam Selatan hanya sibuk bertahan. Serangan besar dan kecil terjadi hampir setiap hari. Seluruh pertempuran besar yang sangat merugikan AS karena jumlah korban yang banyak selalu atas inisiatif Vo. Sebagai contoh, pertempuran La Drang, Easter Offensive, Khe Sanh, Hue, Da Nang, Hamburger Hill, serangan ke Kamp Holloway dan Tet Offensive

Perang Vietnam berjalan panjang dan melelahkan. AS menggunakan taktik yang menjadi keunggulannya yaitu Carpet Bombing yaitu membom sebuah kota secara merata sehingga kota tsb hancur luluh lantak. Tujuannya adalah menciptakan ketakutan sehingga musuh menyerah. Taktik ini sangat kejam dan brutal sebab yang dibom adalah penduduk sipil dari sebuah kota, bukan sasaran militer.

Ini berbeda jauh dengan strategi Peng dan Vo mereka fokus menghancurkan tentara AS dan tentara Vietnam Selatan, yang dibentuk dan dilatih AS. Artinya, seluruh korban serangan Peng dan Vo adalah militer.

Dalam perang dunia ke 2 Carpet bombing digunakan untuk membumi hanguskan kota-kota di Jerman dan Jepang, bedanya di Jepang digunakan bom atom. Namun sama sasarannya yaitu penduduk sipil. Setelah Vietnam, Carpet Bombing diterapkan di Afghanistan, Irak, Libya dan Suriah.

Di Vietnam sasaran Carpet Bombing AS adalah Hanoi dan Haiphong, ibu kota dan kota pelabuhannya di Vietnam Utara. Vo Nguyen Giap paham benar strategi ini. Oleh karena itu dia memerintahkan evakuasi penduduk kedua kota tsb dan membiarkan Hanoi dan Haiphong sebagai sasaran pemboman.

AS melakukan pemboman selama kurang lebih 1 bulan untuk memaksa Vietnam Utara menyerah. Tapi respons Vo adalah mengintensifkan serangan. AS menambah lagi pemboman seri ke 2 untuk 1 bulan penuh juga. Reaksi Vo adalah meningkatkan serangan dengan menjebak dan membantai habis kelompok demi kelompok pasukan AS.

Akibatnya korban tentara AS makin banyak dan AS melanjutkan dengan pemboman yang ketiga, Hanoipun tinggal puing-puing belaka namun Vo tetap tidak menyerah. Serangan balik Vo tetap gencar dan garang dan tentara AS yang gugur terus meningkat

Hanoi setelah pemboman AS

Tahun demi tahun berjalan, Vo terus mengatur berbagai serangan mematikan. Dimulai dari pertempuran La Drang, menyusul Easter Offensive, Khe Sanh, Hue, Da Nang, Hamburger Hill, dan Tet Offensive. Serangan-serangan Vo sangat destruktif dan mematikan bagi AS, sebagai contoh di Khe Sanh, AS kehilangan sekitar 2000 marinir dalam 177 hari pertempuran.

Tet Offensive, Januari 1968 - September 1968.

Serangan Tet dimulai dengan garis panah pertama diatas. Vo mengerahkan artileri dan tank untuk bombardir pertahanan AS di perbatasan Vietnam Utara dan Selatan. Serangan Vo intensif dan berlangsung terus berhari-hari.

Saat itu di Saigon beredar rumor bahwa Vo menyiapkan serangan besar ke Selatan. Atas dasar ini AS yakin bahwa Vo akan menyerang ke Selatan melalui jalur panah no.1 diatas tsb. AS pun bergerak ke Utara menarik seluruh tentaranya baik AD dan Marinir menunggu Vo di utara.

Namun tetap ada tentara yang tersisa untuk menjaga Saigon dan daerah-daerah lain. Artinya, sebagian besar daerah di Selatan terbuka, AS meng-konsentrasikan tentaranya di utara untuk menahan serbuan tentara Vietnam Utara yang tidak pernah terjadi.

Kemudian, diakhir Januari 1968 mendadak Saigon dipenuhi tentara Vietnam Utara. Mereka masuk dari perbasan Laos dan Kampuchea. Panik terjadi dikalangan pemerintahan Vietnam Selatan dan AS tentara Vietnam Utara menghabisi tentara Vietnam Selatan dan AS. Mereka berhasil menduduki kedutaan AS dan membantai habis semua marinir yang menjaganya. Pertempuran terus terjadi di jalan-jalan namun korban di pihak AS dan Vietnam Selatan terus berjatuhan.

Diluar Saigon, kota-kota pantai tempat pertahanan AS Da Nang, Khe Sanh dan Hue juga diserang habis-habisan. Pembantaian terhadap tentara AS terus berlangsung. Sasaran tentara Vietnam Utara jelas militer pihak lawan. Korban dipihak AS berjatuhan terus karena tentara Vietnam Utara mencari dari rumah kerumah.

Para marinir dan tentara AS diutara panik karena serangan artileri lawan terus berjalan. Disatu pihak mereka harus balik ke selatan membantu membebaskan teman-temannya. Dipihak lain tekanan serangan dari Vietnam Utara terus mendekat. AS harus bertahan! Pertempuran diutara berjalan sengit dan para tentara AS yang panik kebingungan bertahan.

Jendral Westmoreland memutuskan untuk mempertahankan Khe Sanh pangkalan tentara AS di utara. Tentara Vietnam Utara dan Vietcong mengepung rapat Khe Sanh dan menahan tentara AS selama 6 bulan. Korban AS di Khe Sanh saja mencapai sekitar 2000 tentara.

Vietnam Utara hanya menguasai Selatan untuk sejenak. Tujuan Vo adalah menunjukkan kepada dunia bahwa mereka mampu mengalahkan AS; sekaligus mempermalukan AS. Vo kemudian menarik mundur seluruh tentaranya. Karena menghindari resiko serangan dari serdadu bantuan AS yang segera datang.

Vo hanya meninggalkan beberapa kelompok pasukan untuk tetap mempertahankan Khe Sanh, Hue dan Saigon. Mereka adalah pasukan yang bertugas menahan tentara AS dan siap mati untuk membereskan tugas tsb. Total pasukan yang ditinggal sekitar 1000 pasukan tempur.

AS baru berhasil merebut Hue setelah bertempur 4 bulan ( Mei 1968) lebih dengan korban sekitar 1500 tentaranya. Khe Sanh baru berhasil direbut 6 bulan (Juli 1968) bertempur dengan korban sekitar 2000 marinir menjadi korban. Dengan tambahan tentara AS yang berdatangan, AS akhirnya berhasil menguasai Saigon setelah 9 bulan bertempur (September 1968) melalui pertempuran yang sangat berdarah. Total tentara (AD) dan marinir yang menjadi korban dalam Tet Offensive sekitar 15,870. Korban dipihak Vietnam Utara (menurut AS) 50,000 jiwa tapi angka ini sangat tidak masuk akal. Mengingat Vo sudah menarik kembali tentaranya dan yang ditinggal serta siap mati hanya sekitar 1,000 orang tentara.

Para korban serangan Tet

Pertempuran Tet ini mengguncang dunia Barat. Jatuhnya Kedutaan AS ketangan tentara Vietnam Utara membuat dunia Barat sadar bahwa tentara Vietnam Utara bukan tentara yang kalah dan lemah. Tentara AS yang hadir di bumi Vietnam sejak tahun 1955. Artinya, setelah 13 tahun bertempur tetap gagal mematahkan kekuatan Vietnam Utara. Setelah Tet kisah perang Vietnam hanyalah anti klimaks. AS mengajak Vietnam Utara ke meja perundingan di Paris. AS sadar sepenuhnya bahwa dia tidak mampu menundukkan Vietnam secara militer.

Akhir Perang Vietnam

Setelah melalui perundingan yang panjang selama 3 tahun lebih AS menyerah di Paris. Tanggal 27 Januari 1973, Paris Peace Accord ditandatangani oleh kedua belah pihak. AS tidak mendapatkan apa-apa kecuali waktu untuk sepenuhnya mundur dari bumi Vietnam. Bahkan jaminan untuk tetap melindungi sekutunya rejim politik Vietnam Selatanpun tidak didapat. Akhirnya, AS memilih mengkhianati mitranya Vietnam Selatan demi keselamatan dirinya sendiri.

Ditinggal oleh AS sendirian, rejim boneka AS di Vietnam Selatan langsung ambruk. Vo tidak menunggu lama lagi April 1975 langsung masuk ke Vietnam Selatan dengan kekuatan penuh. Tentara Vietnam Selatan yang telah patah semangat karena sadar tidak mampu bertahan tanpa dukungan AS, langsung menyerah dengan mengibarkan bendera putih. Tanggal 30 April 1975, tentara Vietnam Utara dan mitranya Vietcong berbaris masuk ke Saigon. Sisa-sisa pasukan AS yang bertugas mengawal staff kedutaan AS melakukan evakuasi dengan terburu-buru dengan segenap staff diplomatik AS ditambah penduduk Vietnam Selatan yang pro AS.

Senyum, pekik dan tawa kemenangan namun juga pedih mengingat sobat dan famili yang tidak dapat menikmati kemenangan ini

Menerobos masuk istana kepresidenan dan kedutaan AS di Saigon

Mereka yang memilih lari……

Helikopterpun terpaksa dibuang kelaut supaya bisa mengangkut para tentara dan pengungsi lainnya

Mereka yang harus pergi dengan sia-sia

Kedua perang yang tidak dibutuhkan ini terjadi hanya karena keangkuhan sang adi kuasa untuk menciptakan demokrasi dan pasar bebas melalui bayonet, peluru dan bom. Ini sebuah tragedi kemanusiaan bagi dunia yang beradab.Sebuah kematian yang sia-sia, yang terjadi akibat perang, akibat kebijakan negara kuat dan maju namun sekaligus angkuh, kejam dan brutal.

Dalam kedua perang ini; mereka yang pergi dengan sia-sia:

  1. AS kehilangan 108,200 anak-anak muda.
  2. Tentara Korea Selatan dan Vietnam Selatan 455,870 orang.
  3. Non data untuk tentara Korea Utara, Vietnam Utara dan Vietcong
  4. Korban terbanyak adalah penduduk sipil yaitu anak-anak dan mereka yang tak bersalah. Sekitar 6 juta orang harus pergi dan banyak yang kehilangan semua rumah dan kekayaan yang dimiliki. Inilah mereka,

Akhir dari semua ini adalah AS didepak keluar dengan paksa dari bumi Korea Utara dan Vietnam. Rejim komunis tetap berdiri kokoh di Korea Utara dan Vietnam.

Vietnam kini justru melaju terus kedepan agresif mengejar ketertinggalan pembangunannya. Dalam 20 tahun kedepan kemungkinan besar Vietnam akan masuk kategori the new Asian Tiger. Jika kita tidak mau aktif bergerak maju, bukan mustahil Vietnampun meninggalkan kita.

Semoga tragedi kemanusiaan ini menyadarkan kita semua bahwa pilihan atas keyakinan dan ideologi adalah hak asasi dari tiap individu manusia. Hendaknya dimasa depan kemanusiaan kita semakin dewasa dan matang sehingga tidak ada lagi penguasa arogan yang brutal, yang menghancurkan kemanusiaan (humanity) dan menindas sesama manusia lain demi menegakkan Tuhan dan ideologi yang diyakininya.

Sumber data dan sebagian foto:

The battle of Chosin Reservoir - Wikipedia

The Korean War - Wikipedia

The Tet Offensive - Encyclopedia Britannica

The Vietnam War - Wikipedia

Sebagian foto Goggle Image


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

APA YANG TERJADI JIKA ADA BLACK HOLE SEBESAR 2 CM DIDEPAN KAMU?

Habis saya. Hancur. Binasa. Lenyap. Tentu saja bukan hanya saya yang akan terkena dampaknya, tapi juga planet Bumi. Ini jelas  Skenario Kiam...