Self-serving bias adalah kecenderungan yang dilakukan oleh seseorang untuk menganggap bahwa terjadinya sebuah peristiwa negatif itu dikarenakan faktor yang berasal dari luar diri, namun menganggap bahwa sebuah peristiwa positif itu terjadi dikarenakan faktor yang berasal dari dalam diri. Pada dasarnya, hal ini sering kita lakukan sebagai bentuk mekanisme pertahanan diri untuk menjaga self-esteem kita agar tidak terlalu jeblok. Beberapa contoh dari self-serving bias yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari seperti misalnya:
Ketika kamu dapat nilai bagus, kamu merasa bahwa kamu berhasil mendapatkan nilai tersebut karena kamu berusaha dan bekerja keras. Ketika kamu mendapatkan nilai jelek, kamu merasa bahwa nilai jelek tersebut diakibatkan oleh soal yang terlalu susah atau guru yang kurang kompeten dalam mengajar.
Ketika kamu menang lomba, kamu merasa kamu menang karena kamu telah banyak berlatih. Ketika kamu kalah lomba, kamu merasa kamu kalah karena juri bersikap tidak adil terhadap dirimu.
Ketika hidupmu sukses, kamu merasa bahwa kesuksesan tersebut adalah hasil dari kerja kerasmu sendiri. Ketika hidupmu gagal, kamu merasa bahwa kegagalan tersebut dikarenakan ulah Tuhan yang tidak menyayangimu.
(Gambar.Ilustrasi dari self-serving bias)
Jenis bias ini tak dapat dipungkiri sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Saya paling sering menemukan ini dalam konteks lomba. Pun tak terkecuali saya secara pribadi yang mungkin secara tidak sadar pernah melakukannya. Namun setidaknya dengan mengetahui hal ini, kita dapat lebih menjaga diri kita sendiri agar lebih berhati-hati dalam menginterpretasikan sebuah kejadian. Dalam titik tertentu, self-serving bias ini mungkin bisa membantu menjaga kondisi self-esteem kita. Namun apabila sudah terlalu berlebihan, tentu saja hal ini menjadi tidak baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar