Rabu, 15 Januari 2020

MUNGKINKAH TELEPORTASI JADI KENYATAAN?

Pertanyaan yang tidak pernah membosankan untuk dibahas. Ilmiah sekaligus sedikit berbumbu paranormal, otak sampai ngebul, hehe. Terima kasih bagi yang bertanya, sungguh menarik.

Pertama-tama saya mau menegaskan bahwa saya hanya akan menyampaikan pemahaman saya dari segi ilmiah, bukan agama, khususnya agama Islam dan Al-Qur'an. Kali aja banyak diantara pembaca yang beragama Islam. Mengapa? Karena bawa-bawa agama dirasa terlalu berat dan saya belum cukup ilmu, ditambah teleportasi dalam agama Islam kebanyakan dimaknai sebagai aktivitas dengan bantuan jin, berdasarkan kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis. Berat, bossque..

Selain itu saya mau mengoreksi pertanyaannya, istilah yang lebih enak mungkin 'perjalanan' waktu, bukan 'perpindahan' waktu, karena sejatinya menurut fisika definisi 'perpindahan waktu' itu tidak ada, adanya pun 'perpindahan benda tiap satuan waktu', dan maknanya tetap beda. Maksud saya, 'perpindahan waktu' itu malah mengaburkan makna, seolah waktunya yang berpindah. Istilah 'perjalanan waktu' mungkin lebih tepat karena waktu memang berjalan, entah itu nantinya menjadi lebih lambat atau lebih cepat, dan bendanya juga melakukan perjalanan diantara waktu. Orang-orang fisika, plis koreksinya kalau saya salah..

Gambar: Michio Kaku dan buku karangannya

Teleportasi dan perjalanan waktu mengingatkan saya pada buku keluaran lama tapi baru selesai saya baca sekitar seminggu yang lalu, judulnya Physics of The Impossible (2008), karangan Michio Kaku. Saya yakin orang-orang fisika, fisikawan, atau mereka yang kuliah jurusan fisika pasti tahu buku itu dan siapa itu pengarangnya. Buat yang belum tahu, Michio Kaku adalah fisikawan Amerika-Jepang dengan konsentrasi bidang string theory. Entahlah apa itu, yang jelas cabang mekanika kuantum yang gila banget deh..

Di bukunya itu, pak Michio mengkategorikan tiga jenis problematika fisika yang sejauh ini diyakini tidak mungkin dilakukan, yakni Ketidakmungkinan kelas I, Ketidakmungkinan kelas II, dan Ketidakmungkinan kelas III. Apa maksudnya?

  1. Ketidakmungkinan Kelas I yakni hal-hal yang dianggap tidak mungkin for today alias untuk sekarang-sekarang ini, namun tidak melanggar kaidah fisika, sehingga masih memungkinkan untuk terjadi walau butuh beberapa ribu tahun. Contoh: Invisibility alias ketidaknampakan/tembus pandang, psychokinesis alias kemampuan memanipulasi objek lewat pikiran, dan lain-lain.
  2. Ketidakmungkinan Kelas II yakni hal-hal yang terlalu jauh dari pemahaman manusia berdasarkan kaidah fisika, sehingga masih dianggap belum jelas kemungkinannya. Kalaupun terjadi, akan butuh beberapa juta tahun untuk mewujudkannya. Contoh: Parallel Universes atau jagat paralel.
  3. Ketidakmungkinan Kelas III yakni hal-hal yang akan melanggar kaidah fisika yang telah diketahui di masa kini, sehingga tidak mungkin dilakukan. Kalaupun terjadi, itu akan membuat pemahaman manusia terhadap fisika melenceng total. Contoh: Precognition alias kemampuan memprediksi kejadian di masa depan (tanpa prosedur ilmiah) seperti di film Final Destination.

Lalu teleportasi dan perjalanan waktu masuk kategori mana? Menurut pak Michio, Teleportasi masuk ke kategori Ketidakmungkinan Kelas I sedangkan Perjalanan Waktu (time travel) masuk ke kategori Ketidakmungkinan Kelas II.

Wah, jadi teleportasi dan time travel bisa dilakukan dong? YA, TELEPORTASI DAN TIME TRAVEL BISA DILAKUKAN, itu kata pak Michio, bukan kata saya. Dua hal itu bisa dilakukan, walau taraf kemungkinannya lebih tinggi untuk teleportasi daripada time travel. Gila, benar-benar gila. Saya saja kaget, karena selama ini saya kira itu hanya khayalan seperti di film Star Trek, The Avengers, dan film-film sci-fi lainnya.

Lalu apa yang membuat teleportasi dan time travel seperti Nobita dan Doraemon bisa dilakukan menurut kaidah fisika?


Yang pertama, TELEPORTASI

Menurut kaidah fisika khususnya hukum-hukum Newton, teleportasi pada awalnya adalah suatu hal yang mustahil dilakukan karena dikatakan bahwa suatu benda tidak akan bergerak jika tidak mendapat gaya, dan suatu benda tidak dapat hilang dan muncul di tempat lain begitu saja.

Suatu ketika, tahun 1920-an Heisenberg, Schrodinger, dan fisikawan lainnya menemukan fakta bahwa partikel elektron ternyata bisa melakukan gerak sembarang dan lompatan-lompatan kuantum tanpa dikenakan gaya, berbeda dengan hukum-hukum Newton itu. Penemuan Heisenberg, Schrodinger, and the gang ini nampaknya sedikit mencerahkan hukum-hukum Newton yaa.. Tapi bagaimana kelanjutannya? Baca terus.

Kemudian, gara-gara penemuan itu, entah dua tahun atau tiga tahun setelahnya (saya lupa juga sih..), Heisenberg merumuskan suatu prinsip, yang di dunia fisika dan matematika sekarang dikenal sebagai Ketidakpastian Heisenberg. Prinsip itu mengatakan bahwa kita tidak dapat menentukan posisi dan kecepatan suatu partikel sekaligus. Jadi kalau salah satunya bisa kita temukan, maka yang lainnya tidak bisa kita tentukan. Nah, prinsip Ketidakpastian Heisenberg ini menjadi syarat mutlak yang mesti dilanggar jika ingin melakukan teleportasi kuantum. Entahlah penjelasannya gimana, ilmu saya belum nyampe, hehe. But, yang pasti, teleportasi kuantum itu membutuhkan posisi dan kecepatan suatu partikel secara presisi, yang menurut prinsip Ketidakpastian Heisenberg adalah hal yang mustahil.

Namun, pada tahun 1998-an ternyata Caltech bisa melakukan 'sejenis' teleportasi kuantum pada suatu partikel energi dalam cahaya yang disebut foton, daaannn bisa menghindari prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Kenapa dikatakan 'sejenis' bukan teleportasi beneran? Karena cara kerjanya adalah entanglement, yakni bukan 'memindah' benda, tapi menyusun ulang dan memusnahkan benda, sesuai penemuan Charles Bennet, ilmuwan IBM, pada tahun 1993-an. Ibaratnya, kalau kita mau pindahin kue dari satu meja ke meja lainnya itu bukan dengan dipindah pakai tangan doang. Caranya, kita ambil itu kue dari meja, lalu kita selidiki itu komposisi kue, bentuk, ukuran, rasa, dan segala informasi detilnya. Setelah semua informasi yang presisi kita dapatkan, kita makan sampai hancur dan habis itu kue, baru kita buat kue yang replikanya sama dengan yang sebelumnya, lantas kita simpan di meja yang lain. Ribet? Ya, ribet banget. Makanya sampai dibilang teleportasi itu mustahil karena ya ribet, rungsing, ngebul, dan jelimet. Mending itu Caltech bisa teleportasi foton, lah kalau ukurannya lebih gede dari foton gimana? Benda mati sih mending, kalau manusia yang diteleportasi? Akan terbayang dong betapa sakitnya diri kita ketika badan kita dipecah menjadi sekumpulan sel replika lalu disusun di tempat lain, sedangkan diri kita yang 'aslinya' udah musnah alias enggak ada di tempat sebelumnya? Dan kalau benar, itu jiwa kita apakah ikut dipecah jadi seukuran atom? Kalau replika badannya bisa pindah, itu nyawanya bisa pindah juga enggak? Apakah nyawa bisa direplika? Nah, saya juga gak paham, dan itulah yang jadi perdebatan horor. Cara kerja teleportasi kuantum entanglement setahu saya ya begitu.

Intinya, hukum Newton bilang teleportasi itu 100% tidak mungkin, tapi mekanika kuantum bilang teleportasi itu bisa dilakukan, selama ukuran bendanya tidak lebih besar daripada foton. Jadi, biar kata hukum Newton dan hukum mekanika kuantum itu berbeda, intinya tetap sama, bahwa teleportasi kuantum itu tidak mungkin dilakukan untuk benda yang ukurannya lebih besar dari foton, very impossible. Dear fisikawan dan matematikawan, muncullaaahhh saya butuh bantuaaann, takut salah, wkwk..

Nah, Michio Kaku sendiri dalam bukunya mengemukakan opini, jika teleportasi kuantum bisa dilakukan terhadap foton yang ukurannya mikroskopis, maka bisa jadi suatu saat hal itu bisa dilakukan pada benda yang berukuran makroskopis, walau membutuhkan beberapa ribu tahun. Saya mendukung pendapat pak Michio, karena tidak ada kaidah fisika yang dilanggar, malah kaidah fisika kuantum terbukti jelas untuk level sekelas atom. Bisa jadi suatu saat berlaku juga untuk level yang lebih besar dari atom, walau lama banget pastinya. Saya tekankan sekali lagi, saya belum berani bawa-bawa ilmu agama karena berat.


Yang kedua, TIME TRAVEL

"If time travel is possible, then where are the tourist from the future?"

- Stephen Hawking

Kalau melihat kutipan pak Stephen, it is clear enough to say that time travel is absolutely impossible. Kalau pak Stephen si planet jupiter bilang tidak mungkin, maka saya yang remah-remah roti ini akan nurut saja dan mengatakan hal yang sama. Tapi tunggu..

Lagi-lagi, menurut Newton time travel adalah hal yang mustahil, namun teori itu dipatahkan oleh Einstein yang mengatakan bahwa satu detik di bumi itu tidak absolut selagi kita mengelilingi jagat raya, yang kini kita kenal sebagai Teori Relativitas Einstein. Ebuset dah berasa nonton film Interstellar, tau-tau anak gadis jadi nenek-nenek di bumi, sedangkan bapaknya yang baru pulang habis mengelilingi jagat raya masih muda. Horor mak.. Eits, lanjut dulu..

Saya sendiri pernah dengar kalau perjalanan waktu ke masa depan itu mungkin dilakukan, selama traveling-nya dengan kecepatan cahaya, mantap. Katakanlah kita mengelilingi jagat raya. Satu menit kita menempuh perjalanan ke bintang terdekat, tak terasa sudah empat tahun waktu berlalu di bumi. Namun bagi beberapa orang, Teori Relativitas ini masih dianggap paradoks. Selain itu, walau perjalanan waktu ke masa depan bisa dilakukan, perjalanan waktu ke masa lalu adalah hal yang mustahil, karena dapat mengubah sejarah, sedangkan apa yang terjadi di masa kini adalah akibat dari masa lalu. Lagian ngapain sih mikirin masa lalu terus? *eaaa baper dah baper wkwk..

Teori perjalanan waktu dan relativitas ini berubah terus seiring munculnya pendapat Kurt Godel (matematikawan), Richard Gott (fisikawan), dan tokoh-tokoh lainnya yang membawa teori tentang lubang hitam. Nah, lubang hitam ini banyak radiasinya, katanya. Jadi andai time travel bisa dilakukan pun badan kita akan terpapar radiasi yang sangat kuat dan kita keburu metong alias mati di tengah perjalanan, kan horor. Nah, makanya kalau mau time travel kita harus bisa menciptakan alat yang sekaligus bisa memperhitungkan dan menangkal resiko radiasi yang tinggi itu.

Pak Michio sendiri dalam bukunya mengatakan bahwa time travel bisa dilakukan berdasarkan Teori Relativitas Einstein dan teori lubang hitam, namun itu perlu waktu sangat lama hingga jutaan tahun terkait radiasi lubang hitam.


Kesimpulannya? Secara garis besar TELEPORTASI DAN TIME TRAVEL BISA DILAKUKAN MENURUT ILMU FISIKA, NAMUN KAPABILITAS MANUSIA MASIH TERLALU JAUH UNTUK MEWUJUDKANNYA. Yaa kita berdoa saja, semoga alam memberikan yang terbaik. Itu juga kan baru ulasan dari saya yang didukung buku Michio Kaku. Selebihnya mungkin bisa tunggu penjelasan yang lebih komprehensif dari para fisikawan dan matematikawan lainnya. Saya hanya pembaca dan pengikut sains, bukan ilmuwan. Silakan dikoreksi dan dilengkapi lagi informasi dari saya.

Semoga bisa menambah wawasan. Terima kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

APA YANG TERJADI JIKA ADA BLACK HOLE SEBESAR 2 CM DIDEPAN KAMU?

Habis saya. Hancur. Binasa. Lenyap. Tentu saja bukan hanya saya yang akan terkena dampaknya, tapi juga planet Bumi. Ini jelas  Skenario Kiam...