Di pendidikan kebencanaan-keluarga DRD-SGFSS, ada sesi dimana para peserta diwajibkan menyusun titik-titik atau sarana, prasarana plus fasilitas berpotensi bahaya di rumahnya. Salah satunya, adalah septic-tank. Kenapa? Well, it's already proved, right?
Nah, teman saya, seorang anti anti-radikalis yang juga instruktur kebencanaan di sebuah lembaga kebencanaan pemerintah, nge-WA saya kemarin malam. Begini bunyi WA-nya : "Kami menyarankan kepada seluruh Kepala Pemerintahan Daerah agar segera menyusun kebijakan yang mengatur pembuatan septic-tank, terutama dari segi keamanan dan keselamatan. Terutama kemungkinan penggunaanya sebagai alat destruksi-massal oleh apa yang sering kita cap sebagai teroris."
Pesan keduanya ; ðĪŠ
Pesan ketiga : "Dengan kata lain, boleh bercelana cingkrang dan bercadar, tapi nggak boleh punya septic-tank!"
Pesan keempat ; ð
Saya ikut ngakak!
Dari dulu saya memang percaya kalau radikalisme itu ada manfaatnya ; high-cost project and off-course, a damn-good-spin-doctor opportunity for every people who love intelectual-disability.
"Gile lu! Maksud elu menteri-menteri itu cacat intelektual?"
Lha, itu bukan kata saya. Itu kata Dr. Louis Joseph Maria Beel, Perdana Menteri Belanda menggantikan H.J. van Mook yang adalah Gubernur-Jenderal terakhir Hindia Belanda. Dalam memoarnya, ia konon menulis kalimat ; "... het enige dat radicalisme kan bestrijden is radicalisme!" Dalam bahasa Inggris ; "...the only thing that can fight radicalism is radicalism!" Beel memang menganggap Proklamasi Indonesia adalah sebuah radikalisme dan melawannya dengan radikalisme yang sama ; mengirim tentara Belanda yang baru saja dipencundangi Jerman ke Hindia Belanda.
Ngarep menang pula.
Paham ya. ð
#BePrepared
#ForEverGolPut
#FamilyDisasterTraining
#DRD_SGFSS
Sumber : Wendy Danoeatmadja (fb)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar