Rabu, 15 Januari 2020

NEGARA TANPA PEMERINTAH

Saya coba kasih perspektif lain ya, jadi tahukah anda ada negara yang sempat tidak punya pemerintah? Pokoknya ga ada DPR, ga ada DPR, ga ada MPR, ga ada MK, MA, ataupun presiden. Ga ada dirjen pajak, ga ada polisi, ga ada TNI, pokoknya ga ada "aparat negara" ataupun pemerintah. Masyarakat anarki.

Itulah Somalia tahun 1991 - 2006.

Apa yang terjadi?

  1. Tidak ada UU, perda, apapun itu. Yang ada hanyalah hukum adat, yang dikenal sebagai Xeer di Somalia . Hukum tersebut lumayan bertahan dan dipatuhi oleh masyarakat setempat.
  2. Tidak ada pajak, yang ada pungli. Tapi dipikir2, sejatinya pajak itu ya tak ubahnya pungutan yang terorganisasi oleh pemerintah hahaha.
  3. Tingginya tingkat pembunuhan, meskipun begitu termasuk salah satu yang rendah di antara negara2 Afrika. Banyak orang yang emigrasi keluar.
  4. Perusahaan swasta mengambil alih. Sekolah, telekomunikasi, rumah sakit, polisi, pelabuhan, dkk semuanya adalah swasta atau milik individu.
  5. Mata uang? Ya muncullah persaingan. Bayangin kalo rupiah tiba tiba disaingi bitcoin. Bayangin kalo semua tranksaksi make bitcoin. Uniknya karena tidak ada pemerintah yang mencetak uang, inflasi relatif terjaga (karena supply uang tidak bertambah).
  6. Ga ada pemerintah artinya ga ada korupsi haha.

Banyak (terutama dari organisasi beraliran libertarian) yang beranggapan bahwa Somalia adalah salah satu contoh bagaimana pasar bebas mampu bertahan tanpa intervensi pemerintah. Bidang2 yang dimonopoli pemerintah sekarang dilepas ke pasar bebas, dan membangkitkan jiwa enterpreneurship. Para entrepreneur ini bersaing demi konsumen, yang akhirnya menurunkan harga.

Ini bisa diamati dari misalnya penerbangan, dimana penerbangan swasta bersaing dan hasilnya harga bisa turun. Ayo dukung biar penerbangan domestik di Indonesia bisa murah haha. Buka pasar kita sehingga maskapai asing bisa masuk.

Intinya banyak analis yang menjadikan kasus Somalia ini sebagai sebuah tantangan terhadap asumsi dasar bahwa "Pemerintah / Negara itu diperlukan agar sebuah masyarakat dapat berfungsi".

PESAN TERAKHIR KOESNI KASDOET

Nama Aslinya Ignatius Waluyo, tapi orang lebih mengenalnya sebagai Koesni Kasdoet. Dia lahir di Blitar pada tahun 1929 dengan kehidupan yang miskin dan yatim.

Di masa mudanya dia bergabung dengan angkatan Heiho bentukan Jepang, lalu bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Batalyon Rampal. Dia pernah berangkat ke medan pertempuran di Surabaya pada November 1945.

Pada tahun 1947, Koesni Kasdoet berangkat ke Jawa Barat untuk bergerilya dan bergabung kre Brigade Terate. Setelah Revolusi usai, Koesni berniat masuk Korsp militer namun ditolak karena namanya tidak terdaftar sacara resmi dan ada bekas luka tembak di kakinya. Hal ini membuat Koesni kecewa dan dendam kepada pemerintah dan memutuskan untuk balas dendam. Ia bergabung dengan kelompok gangster pada saat itu dan melakukan berbagai tindakan kriminal.

Sekitar tahun 1953 Koesni bersama komplotannya merampok dan membunuh seorang pengusaha terkenal asal Arab bernama Ali Badjened. Berbekal sepucuk pistol, Koesni menembak dan merampok pengusaha itu di kawasan Kebon Sirih Jakarta. Tindakan kriminal ini membuat Koesni dikenal dan menjadi buronan.

Berlanjut tahun 1960, koesni kembali melancarkan aksinya dengan merampok Nasional alias Moseum Gajah Mada di Merdeka Barat Jakarta. Komplotannya berhasil menggondol 11 butir berlian mahal. Seorang petugas keamanan ditembak dan Koesni berhasil kabur.

Alih-alih menikmati hasil rampokannya, Koesni Kasdut malah membaginya kepada orang-orang miskin yang dia temui. Tindakan itu membuat dia dijuluki "Robin Hood Indonesia".

Perbuatannya membantu orang lain dengan cara yang salah tidak berlangsung lama. Koesni Kasdoet ditangkap ketika berusaha menggadaikan permata rampokannya di Semarang. Vonis hakim menjatuhinya hukuman mati.

Pada 16 Februari 1980 sebelum eksekusi Koesni telah bertaubat dan menyesali perbuatannya. Sebelum eksekusi dimulai dia memeluk Ninik anak perempuannya dan meminta maaf karena tidak menjadi ayah yang baik. Koesni pun berpesan agar Ninik menjaga cucu-cucunya.

Terima kasih telah membaca

MUNGKINKAH TELEPORTASI JADI KENYATAAN?

Pertanyaan yang tidak pernah membosankan untuk dibahas. Ilmiah sekaligus sedikit berbumbu paranormal, otak sampai ngebul, hehe. Terima kasih bagi yang bertanya, sungguh menarik.

Pertama-tama saya mau menegaskan bahwa saya hanya akan menyampaikan pemahaman saya dari segi ilmiah, bukan agama, khususnya agama Islam dan Al-Qur'an. Kali aja banyak diantara pembaca yang beragama Islam. Mengapa? Karena bawa-bawa agama dirasa terlalu berat dan saya belum cukup ilmu, ditambah teleportasi dalam agama Islam kebanyakan dimaknai sebagai aktivitas dengan bantuan jin, berdasarkan kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Balqis. Berat, bossque..

Selain itu saya mau mengoreksi pertanyaannya, istilah yang lebih enak mungkin 'perjalanan' waktu, bukan 'perpindahan' waktu, karena sejatinya menurut fisika definisi 'perpindahan waktu' itu tidak ada, adanya pun 'perpindahan benda tiap satuan waktu', dan maknanya tetap beda. Maksud saya, 'perpindahan waktu' itu malah mengaburkan makna, seolah waktunya yang berpindah. Istilah 'perjalanan waktu' mungkin lebih tepat karena waktu memang berjalan, entah itu nantinya menjadi lebih lambat atau lebih cepat, dan bendanya juga melakukan perjalanan diantara waktu. Orang-orang fisika, plis koreksinya kalau saya salah..

Gambar: Michio Kaku dan buku karangannya

Teleportasi dan perjalanan waktu mengingatkan saya pada buku keluaran lama tapi baru selesai saya baca sekitar seminggu yang lalu, judulnya Physics of The Impossible (2008), karangan Michio Kaku. Saya yakin orang-orang fisika, fisikawan, atau mereka yang kuliah jurusan fisika pasti tahu buku itu dan siapa itu pengarangnya. Buat yang belum tahu, Michio Kaku adalah fisikawan Amerika-Jepang dengan konsentrasi bidang string theory. Entahlah apa itu, yang jelas cabang mekanika kuantum yang gila banget deh..

Di bukunya itu, pak Michio mengkategorikan tiga jenis problematika fisika yang sejauh ini diyakini tidak mungkin dilakukan, yakni Ketidakmungkinan kelas I, Ketidakmungkinan kelas II, dan Ketidakmungkinan kelas III. Apa maksudnya?

  1. Ketidakmungkinan Kelas I yakni hal-hal yang dianggap tidak mungkin for today alias untuk sekarang-sekarang ini, namun tidak melanggar kaidah fisika, sehingga masih memungkinkan untuk terjadi walau butuh beberapa ribu tahun. Contoh: Invisibility alias ketidaknampakan/tembus pandang, psychokinesis alias kemampuan memanipulasi objek lewat pikiran, dan lain-lain.
  2. Ketidakmungkinan Kelas II yakni hal-hal yang terlalu jauh dari pemahaman manusia berdasarkan kaidah fisika, sehingga masih dianggap belum jelas kemungkinannya. Kalaupun terjadi, akan butuh beberapa juta tahun untuk mewujudkannya. Contoh: Parallel Universes atau jagat paralel.
  3. Ketidakmungkinan Kelas III yakni hal-hal yang akan melanggar kaidah fisika yang telah diketahui di masa kini, sehingga tidak mungkin dilakukan. Kalaupun terjadi, itu akan membuat pemahaman manusia terhadap fisika melenceng total. Contoh: Precognition alias kemampuan memprediksi kejadian di masa depan (tanpa prosedur ilmiah) seperti di film Final Destination.

Lalu teleportasi dan perjalanan waktu masuk kategori mana? Menurut pak Michio, Teleportasi masuk ke kategori Ketidakmungkinan Kelas I sedangkan Perjalanan Waktu (time travel) masuk ke kategori Ketidakmungkinan Kelas II.

Wah, jadi teleportasi dan time travel bisa dilakukan dong? YA, TELEPORTASI DAN TIME TRAVEL BISA DILAKUKAN, itu kata pak Michio, bukan kata saya. Dua hal itu bisa dilakukan, walau taraf kemungkinannya lebih tinggi untuk teleportasi daripada time travel. Gila, benar-benar gila. Saya saja kaget, karena selama ini saya kira itu hanya khayalan seperti di film Star Trek, The Avengers, dan film-film sci-fi lainnya.

Lalu apa yang membuat teleportasi dan time travel seperti Nobita dan Doraemon bisa dilakukan menurut kaidah fisika?


Yang pertama, TELEPORTASI

Menurut kaidah fisika khususnya hukum-hukum Newton, teleportasi pada awalnya adalah suatu hal yang mustahil dilakukan karena dikatakan bahwa suatu benda tidak akan bergerak jika tidak mendapat gaya, dan suatu benda tidak dapat hilang dan muncul di tempat lain begitu saja.

Suatu ketika, tahun 1920-an Heisenberg, Schrodinger, dan fisikawan lainnya menemukan fakta bahwa partikel elektron ternyata bisa melakukan gerak sembarang dan lompatan-lompatan kuantum tanpa dikenakan gaya, berbeda dengan hukum-hukum Newton itu. Penemuan Heisenberg, Schrodinger, and the gang ini nampaknya sedikit mencerahkan hukum-hukum Newton yaa.. Tapi bagaimana kelanjutannya? Baca terus.

Kemudian, gara-gara penemuan itu, entah dua tahun atau tiga tahun setelahnya (saya lupa juga sih..), Heisenberg merumuskan suatu prinsip, yang di dunia fisika dan matematika sekarang dikenal sebagai Ketidakpastian Heisenberg. Prinsip itu mengatakan bahwa kita tidak dapat menentukan posisi dan kecepatan suatu partikel sekaligus. Jadi kalau salah satunya bisa kita temukan, maka yang lainnya tidak bisa kita tentukan. Nah, prinsip Ketidakpastian Heisenberg ini menjadi syarat mutlak yang mesti dilanggar jika ingin melakukan teleportasi kuantum. Entahlah penjelasannya gimana, ilmu saya belum nyampe, hehe. But, yang pasti, teleportasi kuantum itu membutuhkan posisi dan kecepatan suatu partikel secara presisi, yang menurut prinsip Ketidakpastian Heisenberg adalah hal yang mustahil.

Namun, pada tahun 1998-an ternyata Caltech bisa melakukan 'sejenis' teleportasi kuantum pada suatu partikel energi dalam cahaya yang disebut foton, daaannn bisa menghindari prinsip Ketidakpastian Heisenberg. Kenapa dikatakan 'sejenis' bukan teleportasi beneran? Karena cara kerjanya adalah entanglement, yakni bukan 'memindah' benda, tapi menyusun ulang dan memusnahkan benda, sesuai penemuan Charles Bennet, ilmuwan IBM, pada tahun 1993-an. Ibaratnya, kalau kita mau pindahin kue dari satu meja ke meja lainnya itu bukan dengan dipindah pakai tangan doang. Caranya, kita ambil itu kue dari meja, lalu kita selidiki itu komposisi kue, bentuk, ukuran, rasa, dan segala informasi detilnya. Setelah semua informasi yang presisi kita dapatkan, kita makan sampai hancur dan habis itu kue, baru kita buat kue yang replikanya sama dengan yang sebelumnya, lantas kita simpan di meja yang lain. Ribet? Ya, ribet banget. Makanya sampai dibilang teleportasi itu mustahil karena ya ribet, rungsing, ngebul, dan jelimet. Mending itu Caltech bisa teleportasi foton, lah kalau ukurannya lebih gede dari foton gimana? Benda mati sih mending, kalau manusia yang diteleportasi? Akan terbayang dong betapa sakitnya diri kita ketika badan kita dipecah menjadi sekumpulan sel replika lalu disusun di tempat lain, sedangkan diri kita yang 'aslinya' udah musnah alias enggak ada di tempat sebelumnya? Dan kalau benar, itu jiwa kita apakah ikut dipecah jadi seukuran atom? Kalau replika badannya bisa pindah, itu nyawanya bisa pindah juga enggak? Apakah nyawa bisa direplika? Nah, saya juga gak paham, dan itulah yang jadi perdebatan horor. Cara kerja teleportasi kuantum entanglement setahu saya ya begitu.

Intinya, hukum Newton bilang teleportasi itu 100% tidak mungkin, tapi mekanika kuantum bilang teleportasi itu bisa dilakukan, selama ukuran bendanya tidak lebih besar daripada foton. Jadi, biar kata hukum Newton dan hukum mekanika kuantum itu berbeda, intinya tetap sama, bahwa teleportasi kuantum itu tidak mungkin dilakukan untuk benda yang ukurannya lebih besar dari foton, very impossible. Dear fisikawan dan matematikawan, muncullaaahhh saya butuh bantuaaann, takut salah, wkwk..

Nah, Michio Kaku sendiri dalam bukunya mengemukakan opini, jika teleportasi kuantum bisa dilakukan terhadap foton yang ukurannya mikroskopis, maka bisa jadi suatu saat hal itu bisa dilakukan pada benda yang berukuran makroskopis, walau membutuhkan beberapa ribu tahun. Saya mendukung pendapat pak Michio, karena tidak ada kaidah fisika yang dilanggar, malah kaidah fisika kuantum terbukti jelas untuk level sekelas atom. Bisa jadi suatu saat berlaku juga untuk level yang lebih besar dari atom, walau lama banget pastinya. Saya tekankan sekali lagi, saya belum berani bawa-bawa ilmu agama karena berat.


Yang kedua, TIME TRAVEL

"If time travel is possible, then where are the tourist from the future?"

- Stephen Hawking

Kalau melihat kutipan pak Stephen, it is clear enough to say that time travel is absolutely impossible. Kalau pak Stephen si planet jupiter bilang tidak mungkin, maka saya yang remah-remah roti ini akan nurut saja dan mengatakan hal yang sama. Tapi tunggu..

Lagi-lagi, menurut Newton time travel adalah hal yang mustahil, namun teori itu dipatahkan oleh Einstein yang mengatakan bahwa satu detik di bumi itu tidak absolut selagi kita mengelilingi jagat raya, yang kini kita kenal sebagai Teori Relativitas Einstein. Ebuset dah berasa nonton film Interstellar, tau-tau anak gadis jadi nenek-nenek di bumi, sedangkan bapaknya yang baru pulang habis mengelilingi jagat raya masih muda. Horor mak.. Eits, lanjut dulu..

Saya sendiri pernah dengar kalau perjalanan waktu ke masa depan itu mungkin dilakukan, selama traveling-nya dengan kecepatan cahaya, mantap. Katakanlah kita mengelilingi jagat raya. Satu menit kita menempuh perjalanan ke bintang terdekat, tak terasa sudah empat tahun waktu berlalu di bumi. Namun bagi beberapa orang, Teori Relativitas ini masih dianggap paradoks. Selain itu, walau perjalanan waktu ke masa depan bisa dilakukan, perjalanan waktu ke masa lalu adalah hal yang mustahil, karena dapat mengubah sejarah, sedangkan apa yang terjadi di masa kini adalah akibat dari masa lalu. Lagian ngapain sih mikirin masa lalu terus? *eaaa baper dah baper wkwk..

Teori perjalanan waktu dan relativitas ini berubah terus seiring munculnya pendapat Kurt Godel (matematikawan), Richard Gott (fisikawan), dan tokoh-tokoh lainnya yang membawa teori tentang lubang hitam. Nah, lubang hitam ini banyak radiasinya, katanya. Jadi andai time travel bisa dilakukan pun badan kita akan terpapar radiasi yang sangat kuat dan kita keburu metong alias mati di tengah perjalanan, kan horor. Nah, makanya kalau mau time travel kita harus bisa menciptakan alat yang sekaligus bisa memperhitungkan dan menangkal resiko radiasi yang tinggi itu.

Pak Michio sendiri dalam bukunya mengatakan bahwa time travel bisa dilakukan berdasarkan Teori Relativitas Einstein dan teori lubang hitam, namun itu perlu waktu sangat lama hingga jutaan tahun terkait radiasi lubang hitam.


Kesimpulannya? Secara garis besar TELEPORTASI DAN TIME TRAVEL BISA DILAKUKAN MENURUT ILMU FISIKA, NAMUN KAPABILITAS MANUSIA MASIH TERLALU JAUH UNTUK MEWUJUDKANNYA. Yaa kita berdoa saja, semoga alam memberikan yang terbaik. Itu juga kan baru ulasan dari saya yang didukung buku Michio Kaku. Selebihnya mungkin bisa tunggu penjelasan yang lebih komprehensif dari para fisikawan dan matematikawan lainnya. Saya hanya pembaca dan pengikut sains, bukan ilmuwan. Silakan dikoreksi dan dilengkapi lagi informasi dari saya.

Semoga bisa menambah wawasan. Terima kasih

BUKU : JEJAK SANG BERUANG GUNUNG

"Siang itu tanggal 20 Maret 1992. Di sana, di hamparan salju putih, sesosok tubuh tinggi besar sedang berjuang keras melintasi tanjakan dengan kemiringan 40 derajat pada ketinggian 6.700 meter. Niatnya sudah bulat. Ia akan mengibarkan Sang Merah Putih dan Panji Mapala UI di Puncak Aconcagua. Ya, puncak tertinggi Amerika Selatan itu hanya tinggal 200 meter lagi!

Meski semangat terus membara, namun gerak tubuh itu kian perlahan. Sekilas ia teringat Didiek Samsu, yang juga keletihan dan kini beristirahat tak jauh di bawahnya. Lalu tarbayang wajah mungil Melati, anaknya. Karina, isterinya. Juga wajah-wajah keluarga yang dicintainya. Serta para sahabatnya yang sering menyuruhnya kembali. Ia pun meringis..

"Aku akan sampai ke puncak. Kini aku akan istirahat sejenak." pikirnya. Tak lama kemudian matanyapun terpejam. Rasa letih dan kantuk itu telah membiusnya dan mengantarkan jiwanya ke puncak."


Cukup terlambat membaca buku ini. Entah mungkin karena berhenti cetak atau saya kurang "lihai" berburu buku berbau petualangan. Yang jelas buku ini sudah membawa atmosfer "mountaineering" dan semangat ekspedisi bagi saya pribadi. Ganezh menceritakan Norman sebagai tokoh sentral yang heroik. Mengungkap detail detail kronologi gugurnya Norman Edwin dan karibnya Didiek Samsu di gunung Aconcagua (6962 Mdpl), Argentina tahun 1992. Dalam misi seven summit Mapala UI.



Bahasa yang dipakai cukup mengundang antusias kita. Diceritakan pula cerita cerita ekspedisi Norman yang lain secara kronologis mulai dari pendakian Kilimanjaro, Ekspedisi Elbrus, Mc, Kinley, Cartenz Pyramid dan banyak yang lain. Lengkap dengan detail - detailnya. Penulis dengan sangat telaten dan teliti merekam kisah hidup Norman melalui wawancara kolega, nukilan koran dan kliping - kliping.

Satu yang membuat saya kagum pada penulis buku ini, data yang disajikan cukup detail dan sahih.kebanyakan dari koran, majalah dan statemen kawan kawan lama Norman. Kesabarannya untuk mengumpulkan data patut diacungi jempol.

dan satu yang membuat saya jatuh cinta dengan buku ini. Banyak quote para "dewa" pendakian di cantumkan disini. seakan memaksa otak merenung untuk sekedar berfikir ulang dan memacu adrenalin kita untuk menutup buku dan segera pergi dari formalitas kantor.

Bagi yang gemar bertualang, ini buku yang cocok untuk dibawa kemana-mana. 

FIRESTARTER : ALAT YANG DIANGGAP NGGA PENTING OLEH BANYAK PENDAKI GUNUNG

Apakah firestarter itu?

Firestarter adalah alat yang dapat menghasilkan api tanpa lighter. Biasanya, alat ini digunakan sebagai peralatan outdoor atau survival kit saat terjadi bencana.
Satu set firestarter magnesium umumnya terdiri dari sebatang magnesium dan part yang disebut striker.
Serutlah batang magnesium secukupnya menggunakan striker untuk memperoleh bubuk magnesium. Kemudian, taburkan bubuk tersebut di atas permukaan benda yang akan Anda bakar. Jika sudah, gesek batang magnesium tersebut menggunakan striker dengan cukup kuat hingga muncul percikan api. Lakukan beberapa kali, dan api akan muncul.

Cara memilih firestarter

Firestarter sebenarnya merupakan alat pemicu api yang primitif. Namun keunggulannya, Anda dapat menggunakan alat ini bahkan saat basah sekalipun. Orang yang terbiasa menyalakan api dengan lighter atau korek api juga akan menyukai alat ini. Kini, kami akan menjelaskan poin-poin penting dalam memilih firestarter.

Pilih striker yang mudah dipegang

Hal terpenting untuk membuat api adalah gesekan yang kuat dan cepat antara striker dengan batang magnesium di dekat bubuk magnesium hasil serutan tadi.
Kami menyarankan Anda untuk memilih produk yang striker-nya dapat Anda pegang dengan kuat. Banyak firestarter dengan grip pada striker-nya, jadi Anda tinggal memilih produk yang paling nyaman digenggam. Selain itu, sebaiknya Anda memilih striker berukuran medium. Sebab, ukuran striker yang terlalu kecil akan membuat Anda sulit memegangnya.

Pilihlah yang memiliki kompartemen penyimpanan

Firestarter dapat berfungsi bila terdapat magnesium dan striker. Jika salah satunya tidak ada, firestarter tentu tidak akan berfungsi maksimal.
Banyak firestarter hanya menggunakan strap untuk menyimpan magnesium dan striker. Akan tetapi, saat ini sudah banyak firestarter yang telah dilengkapi area kompartemen khusus untuk menyimpan magnesium dan striker-nya.
Karena umumnya firestarter berukuran kecil, tentu keberadaan kompartemen penyimpanan menjadi hal penting agar magnesium dan striker-nya tidak hilang.

Fokuslah pada fungsi, bukan harga

Pada intinya, cara kerja firestarter adalah menggesekkan bahan metal untuk menghasilkan percikan api. Karena mekanismenya yang sederhana, alat ini biasanya berharga murah.
Dengan harganya yang murah, Anda tetap dapat menggunakannya untuk membuat api ratusan bahkan ribuan kali. Oleh karena itu, pilihlah produk dengan fungsi maksimum dan pastinya nyaman Anda gunakan. Anda tidak perlu memilih firestarter berharga mahal berdasarkan pemikiran bila harga mahal pasti lebih bagus. Karena bagaimana pun, Anda hanya membutuhkannya untuk membuat api, bukan?

TENTANG TREKKING POLE ALIAS TONGKAT PENDAKI

Suka naik gunung? Berarti tau gear yang satu ini ya : Trekking poles. 
Trekking poles berfungsi untuk membantu mengurangi beban kaki saat mendaki atau juga saat turun.

Pilihlah bentuk pegangan yang sesuai dengan kekuatan fisik Anda

Bentuk pegangan pada trekking poles terbagi menjadi dua yakni I-shape dan T-shape. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Pilihlah bentuk pegangan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

I-SHAPE
Pegangan berbentuk I pada trekking poles mirip dengan pegangan pada tongkat yang digunakan untuk bermain ski. Cocok untuk digunakan di medan yang kasar. Pemakaiannya dapat membuat kerja kaki menjadi makin ringan sehingga perasaan lelah atau capai dapat ditekan. Namun, Anda harus memperhatikan cara pemakaiannya karena jika tidak terbiasa menggunakan trekking poles jenis berikut, Anda akan mengalami kelelahan di bagian lengan.
Kebanyakan orang akan menggunakan dua buah trekking poles ini saat mendaki. Namun, untuk sebagian orang lainnya, khususnya yang sudah terbiasa mendaki, penggunaan dua buah trekking poles malah dirasa kurang nyaman dan sedikit mengganggu. Maka dari itu, penggunaan dua buah trekking poles lebih disarankan untuk pendaki pemula maupun yang belum terbiasa mendaki. Sedangkan untuk orang yang sudah terbiasa mendaki, bisa menggunakan satu trekking poles saja.

T-SHAPE
Kita membutuhkan tumpuan yang kuat pada kaki saat menuruni gunung, terlebih jika trek yang dilalui memiliki tingkat kemiringan curam. Bagi para pendaki pemula yang memiliki daya tahan kaki kurang baik, trekking poles dengan pegangan berbentuk T bisa jadi alat bantu yang sangat baik. Saat melalui turunan, Anda akan merasa sedikit lebih ringan karena beban tubuh dan bawaan Anda tidak sepenuhnya bertumpu pada kaki, tetapi juga terbagi dengan lengan lewat penggunaan trekking poles.
Trekking poles jenis berikut kurang umum digunakan di Indonesia. Jika menemukannya, Anda akan lebih sering melihat trekking poles ini dijual satuan daripada paket berisi dua tongkat sekaligus. Lebih nyaman menggunakan satu tongkat mendaki jenis ini daripada dua sekaligus karena membuat kerja lengan Anda lebih berat ketika pendakian berlangsung.

Pilih trekking pole berdasarkan material utama yang digunakan pada porosnya

Material utama yang digunakan pada poros berpengaruh pada ketahanan serta bobot dari trekking pole. Anda akan menemui dua tipe material yang lazim digunakan pada trekking pole, masing-masing punya keunggulan dan kekurangan. Tentu, Anda harus memilih sesuai dengan preferensi masing-masing

Aluminium, memiliki harga yang cenderung miring

Aluminium, memiliki harga yang cenderung miring
Trekking poles dengan poros berbahan aluminium cocok untuk Anda yang ingin menghemat pengeluaran. Selain persoalan harga, trekking poles ini memiliki kelebihan tidak mudah patah, serta dapat diperbaiki seperti semula jika ada bagian yang penyok karena menabrak sesuatu. Namun, jenis trekking poles ini memiliki kekurangan yaitu memiliki bobot yang lebih berat dari trekking poles berbahan karbon sehingga bisa membuat Anda lelah jika Anda menggunakannya dalam waktu yang lama. Untuk Anda yang masih pemula, Anda bisa mencoba trekking poles ini sebagai latihan.

Karbon, untuk Anda yang menginginkan trekking pole kuat

Karbon, untuk Anda yang menginginkan trekking pole kuat
Trekking poles berbahan dasar karbon memiliki bobot yang ringan, lebih lentur dan lebih kuat daripada aluminium. Sangat cocok untuk menopang Anda yang membawa beban berat saat hiking. Namun, produk ini memiliki harga yang lebih tinggi daripada trekking poles berbahan dasar aluminium. Jenis produknya juga terhitung sedikit jika dibanding dengan trekking poles aluminium.

Trekking poles lipat atau telescoping?

Untuk memudahkan packing ketika hendak melakukan perjalanan, ada baiknya memilih trekking poles yang dapat diringkas menjadi lebih pendek. Berdasarkan metode peringkasannya, trekking poles dibagi menjadi dua jenis yakni trekking poles lipat serta trekking poles telescoping. Pilihlah produk yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Tipe lipat, ringkas dan ringan

Tipe lipat, ringkas dan ringan
Trekking poles lipat terdiri atas potongan-potongan poros yang jika disatukan dapat menjadi tongkat panjang yang mampu digunakan sebagai alat bantu ketika mendaki. Karena sangat ringan dan kecil, jenis ini dapat mengurangi bobot barang bawaan pada waktu pendakian.
Trekking poles lipat memiliki diameter batang yang lebih kecil daripada tipe telescoping, namun harganya lebih tinggi. Kami tidak menyarankan pemakaian produk ini untuk pendakian gunung dengan trek berat atau penggunaan pada medan yang kasar. Trekking poles ini lebih lentur daripada trekking poles telescoping. Sangat cocok untuk pendakian gunung yang tidak terlalu tinggi, atau untuk digunakan dengan cara yang wajar (tidak terlalu memaksakan kerja dari trekking poles).

Tipe telescoping, trekking poles yang kokoh

Tipe telescoping, trekking poles yang kokoh
Tipe telescoping merupakan trekking poles yang terdiri atas serangkaian poros dengan ketebalan berbeda seperti halnya sebuah teleskop. Yang menjadi daya tarik dari trekking poles berikut adalah ukuran panjangnya yang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Anda. Karena sangat kuat, jenis ini sempurna untuk digunakan di gunung yang memiliki medan curam.
Sayangnya, produk berikut kurang minimalis karena ketika diringkas menjadi kecil masih memiliki ukuran yang cukup panjang sehingga memakan tempat bahkan tidak cukup jika dimasukkan ke dalam backpack. Meskipun sedikit kurang portabletrekking poles jenis ini cukup baik digunakan untuk Anda yang masih pemula.

Mekanisme penguncian trekking poles

Mekanisme penguncian trekking poles
Ada empat mekanisme penguncian pada trekking poles tipe telescoping. Pertama ada tipe twist lock. Tipe ini mengunci panjang-pendek sebuah trekking poles dengan cara memutar bagian seperti cincin yang ada pada batang utama trekking poles. Sistem penguncian berikut kuat dan punya daya tahan yang baik.
Kedua, tipe external lever lock. Trekking poles berikut memiliki bagian seperti penjepit khusus yang berfungsi mengatur panjang pendek batang utama tongkat. Mudah dan cepat saat digunakan karena tidak membutuhkan tenaga lebih ketika mengunci, bahkan ketika menggunakan sarung tangan di mana pergerakan tangan lebih terbatas. Alat pengunci trekking poles berikut mempunyai bobot yang lebih berat daripada jenis lainnya sehingga hal ini juga memberi pengaruh terhadap berat tongkat.
Ketiga, tipe push button lock. Trekking poles berikut memiliki mekanisme penguncian yang terpasang di dalam batang utama. Ketika ingin memanjangkannya, Anda tinggal menekan tombol push saja. Khusus untuk jenis berikut, ada beberapa produk trekking poles yang tidak dapat diatur ukuran panjangnya.
Terakhir, tipe hybridTrekking poles berikut menggunakan mekanisme penguncian kombinasi yakni berupa twist lock dan lever lock. Desain berikut dibuat khusus untuk mendapatkan keseimbangan kekuatan, bobot yang ringan, serta penggunaan yang mudah. Contoh untuk trekking poles tipe hybrid berikut yakni menggunakan tuas kunci penjepit pada poros atas dan pengunci model sekrup di bagian poros bawah.

Bagian kaki trekking poles

Bagian kaki trekking poles
Di bagian paling bawah atau kaki trekking poles ada sebuah bagian yang umumnya terbuat dari bahan karet. Pada permukaan karet tersebut terukir garis-garis yang menyerupai ukiran pada alas sol sepatu juga ban kendaraan. Hal tersebut berfungsi agar pijakan trekking poles Anda tetap stabil saat menapak pada daerah berbatu atau pun permukaan licin yang lain. Bagian karet tersebut juga mampu menyingkirkan kerikil-kerikil yang menghalangi jalan Anda.

Trekking poles dengan anti-shock lebih aman

Trekking poles dengan anti-shock lebih aman
Anti-shock merupakan sistem penyarap getaran lewat pegas yang ditanamkan pada bagian poros. Adanya bagian berikut dapat mengurangi rasa sakit pada pergelangan tangan Anda. Bila anti-shock terpasang, panjang dan bobot trekking poles juga akan bertambah. Meskipun demikian, dengan adanya anti-shock ini, Anda dapat melewati jalanan curam dengan lebih mudah.
Selain anti-shock, ada bagian tambahan pada trekking poles yang berguna saat kondisi khusus. Bagian tersebut adalah penyangga berbentuk bulat seperti mangkuk kecil yang biasa disebut dengan basket. Adanya basket dapat membuat trekking poles stabil saat didaratkan pada medan berlumpur atau pun bersalju.




CARA MEMOTRET LANGIT MALAM DENGAN HP

 hal yang harus kamu punya yaitu ponsel dengan pengaturan shutter speed, iso, focus manual gambar pada postingan ini diambil lewat xiaomi mi a2

Alat pendukung seperti tripod juga diperlukan

Dan satu hal yang gak boleh ketinggalan yaitu langit malam yang cerah dan minim polusi cahaya

Kamu juga bisa mengetahui letak bintang/galaksi yang mau kamu foto dengan aplikasi stellarium atau sejenisnya

Foto ini saya ambil di pos 3 gunung sumbing pukul 9 pada september 2019

Oya buat kalian yang ingin foto starry night tapi tinggal di kota atau pinggir kota seperti saya bisa kok walau hasinya tipis

Nah untuk mengatasi hal ini ada tekniknya yaitu frame stacking

Foto ini adalah hasil stacking 49 frame caranya dengan download aplikasi intervalometer disana kamu bisa ambil gambar ratusan bahkan ribuan tanpa perlu kamu pantengin hp kamu cukup setel berapa detik interval pengambilan gambar dan gambar akan otomatis diambil tergantung berapa frame yang kamu atur

Hasilnya nanti import ke komputer kemudian stack dengan aplikasi sequator jangan lupa donate developer bila kamu rasa app ini bermanfaat. 

APA YANG TERJADI JIKA ADA BLACK HOLE SEBESAR 2 CM DIDEPAN KAMU?

Habis saya. Hancur. Binasa. Lenyap. Tentu saja bukan hanya saya yang akan terkena dampaknya, tapi juga planet Bumi. Ini jelas  Skenario Kiam...